0858-6322-9927 OKe Solution, Klinik Terapi Anak Telat Bicara Tebing Tinggi
KLINIK TERAPI ANAK TELAT BICARA
Solusi Cepat untuk Anak Telat Bicara. Klinik Terapi Anak Telat Bicara OKe Solution merupakan klinik terapi terintegrasi yang siap membantu menyelesaikan berbagai masalah tumbuh kembang anak di Indonesia. KLIK https://wa.me/6285863229927 Layanan bisa diakses secara langsung dengan terapi tatap muka di tempat maupun secara online. Selain itu OKe Solution juga menyediakan tools terapi untuk orang tua agar bisa melakukan terapi mandiri kepada anak dengan cara yang mudah. Berbagai kasus terkait anak telat bicara telah dibantu oleh OKe Solution lewat layanan terintegrasinya. Dengan layanan FREE Konsultasi, klinik ini telah membantu banyak orang tua yang memiliki anak yang terkendala dalam komunikasinya.
Berikut ini adalah salah satu contoh kasus anak telat bicara yang pernah ditangani oleh Klinik Terapi Anak Telat Bicara OKe Solution :
"Anakku memasuki usia 5 tahun, tapi belum bisa bicara sebagaimana teman-teman seusianya. Kalau menginginkan sesuatu dia hanya menunjuk saja, atau memegang tanganku untuk mengambilkan. Tak jarang dia jadi emosi, nagnis, dan ngamuk ketika aku tak paham apa yang diinginkannya. Padahal secara fisik tubuhnya sehat, asupan gizi cukup. Aku pun menyiapkan 2 pengasuh untuk menemani dan mendampinginya ketika aku bekerja, sementara suamiku bertugas di kota yang berbeda."
"Yang membuat hatiku miris ketika ia berkumpul dengan teman-teman sebayanya. Temannya berceloteh menceritakan permainannya, sementara dia cuma diam dengan pandangan mata yang sangat jarang bisa fokus. Hingga akhirnya seringkali ia ditinggal temannya menjauhinya."
"Sudah beberapa terapi aku coba, berbagai klinik aku datangi, namun tak kunjung ada perubahan pada Danu, buah hatiku. Beberapa kali observasi mengatakan ia mengalami keterlambatan bicara, anaknya sangat keras kepala, dan yang membuatku merasa sedih, beberapa terapist dan psikolog menyatakan Danu termasuk kategori autis."
Demikian potongan kisah bunda Rara (bukan nama sebenarnya) tentang anaknya pada saat konsultasi di awal.
Tahukah Anda bahwa tubuh kita terdiri dari 3 unsur, yaitu : mind (pikiran), soul (perasaan), dan body (jasad fisik). Ketiga unsur ini saling berkaitan erat dan menentukan apa dan bagaimana kondisi seseorang. Jika ada ketidak seimbangan atau kondisi negatif pada salah satu unsur tersebut akan berpengaruh pada bagian yang lainnya. Contohnya, jika kita merasa tertekan, biasanya dada terasa tertekan, nafas terasa sempit dan sesak. Atau kalau sedang banyak beban pikiran, biasanya kepala tegang dan akhirnya terasa pusing dan tekanan darah jadi naik.
Berdasarkan penelitian, bahwa apa yang terjadi pada anak terutama ketika anak berusia di bawah 6 tahun, sangat erat kaitannya dengan apa yang terjadi pada orang tuanya, terutama ibu. Mengapa ? Karena anak adalah bentukan dari bagian tubuh orang tuanya, dan secara fisik pernah menyatu dengan ibunya selama masa kehamilan. Oleh karena itu, apa yang dirasakan dan dialami oleh ibu dan ayah saat anak dalam kandungan dan ketika masih kecil bisa dirasakan dan ikut berdampak pada anak, dan dampaknya bisa panjang bahkan sampai anak tumbuh hingga dewasa. Tidak hanya soal nutrisi makanan dan gizi, namun emosi dan pikiran yang dirasakan dan dialami oleh orang tua sangat berpengaruh pada ananda.
Selain itu, lingkungan sekitar dimana anak lahir dan tumbuh juga berpengaruh pada anak. Pengaruhnya bisa berupa pengaruh positif, namun bisa juga pengaruh negatif. Inilah faktor-faktor yang berpengaruh penting pada anak yang membentuk karakter dan juga pertumbuhan fisik anak.
Dengan memahami faktor-faktor ini, maka dalam menyelesaikan berbagai kendala yang dialami anak juga harus dilakukan dengan mengurai dan menyelesaikan satu per satu sumber masalahnya. Inilah yang dilakukan dalam tahapan terapi di Klinik Terapi Anak OKe Solution.
Kembali pada kisah bunda Rara di atas... Setelah ditelusuri dari informasi yang disampaikan orangtuanya, ternyata ada beberapa hal yang menjadi penyebab ananda Danu mengalami lambat bicara (speech delay). Diantaranya :
1. Secara emosi Danu sendiri, dia merasa tidak perlu bicara karena baginya tanpa ia bicara pun orang sekitarnya sudah langsung bergerak mengikuti apa yang diinginkannya. Saat ingin diambilkan sesuatu, ia tinggal memberi isyarat dan orang di sekitarnya sudah langsung mengambilkan
2. Secara lingkungan, ternyata 2 pengasuh yang mendampinginya sama-sama berasa dari daerah yang sama, dan mereka selalu bicara dalam bahasa daerahnya dengan dialek khas di depan Danu, sementara ibu dan ayahnya berasal dari daerah yang berbeda dengan bahasa yang jauh berbeda dengan gaya komunikasi kedua pengasuhnya. Dan dalam keseharian Danu memang tidak dirangsang untuk bicara oleh lingkungannya.
3. Orang tua menginginkan anaknya pandai dan terbiasa berbahasa Inggris sejak kecil, sehingga tontonan yang diberikan, lagu-lagu dan film yang diputarkan kebanyakan berbahasa Inggris. Sementara itu ibu dan ayahnya serta sebagian besar lingkungan lainnya berbahasa Indonesia. Ini menyebabkan anak mengalami "galau bahasa" dan kebingungan, karena pondasi berbahasa-ibunya belum kuat, sementara dikenalkan dengan bahasa-bahasa lainnya.
4. Saat ditelusuri lebih jauh, ternyata memang sang ibu mengalami emosi negatif yang tak terungkapkan karena berbagai pengalaman dan kondisi aktifitas dan lingkungannya semasa kehamilan dan saat awal-awal kelahiran anaknya. Selain itu faktor jarak yang terpisah dari suami karena tuntutan pekerjaan juga mempengaruhi psikis sang ibu, karena tidak semua hal bisa langsung dibagi kepada sang suami kala itu.
Hal-hal inilah yang memberikan sumbangsih munculnya masalah yang dialami Danu, yang pada akhirnya membuat Danu mengalami keterlambatan bicara, sedikit mengeluarkan kata-kata, dan sulit merespon lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan analisis tadi, maka dilakukanlah proses terapi, dengan merilis terlebih dahulu sumber-sumber masalahnya satu per satu. Kemudian setelah sumber masalah dirilis dan dilepaskan, lalu dilakukan pemrograman dan install semangat baru pada Danu, dan juga bunda serta ayahnya, sesuai porsi masing-masing.
Alhamdulillah, biidznillah... dipertengahan saat dilakukan proses terapi pertama, Danu mulai berceloteh dengan riang gembira, bernyanyi nyanyi dan bergumam seperti mengucapkan kata-kata, walaupun belum sempurna pengucapannya. Semangatnya untuk mengeluarkan suara dengan bernyanyi, berhitung, mengeja, dan sebagainya langsung muncul, seperti orang yang sudah lepas beban emosinya. Dan alhamdulillah setelah pertemuan pertama ini di rumah bu Rara jadi lebih ramai dengan suara-suara Danu. Dan info dari orang tuanya Danu sudah bisa merespon dan mulai bisa berkomunikasi 2 arah walau dengan sepatah dua patah kata.
Pada pertemuan kedua, setelah proses berjalan sekitar 15 menit, kemampuan bicaranya semakin baik. Penyebutan hurufnya semakin jelas, pelafalannya semakin fasih. Banyak kejutan kepandaian barunya keluar yang tadinya belum pernah ditemui orang tuanya pada Danu. Yang mengharukan, pasca pertemuan kedua ini, di rumah tiba-tiba Danu bisa memanggil "mama" pada ibunya... sesuatu yang ditunggu-tunggu sang bunda sejak kelahiran anaknya....
Setelah dilakukan terapi ketiga, alhamdulillah wa syukurillah, kini Danu sudah tampak sangat ceria, bahagia, dan mampu berkomunikasi dua arah dengan baik, dan merespon lingkungan sesuai dengan perkembangan usianya.
Ternyata, emosi yang tersimpan di hati dan fikiran orang tua sangat erat kaitannya dan mempengaruhi tumbuh kembang ananda. Oleh karena itu, mulai saat ini mari kita jaga emosi dan fikiran kita sebagai orang tua dalam mendampingi tumbuh kembang ananda.
Apakah anda pernah mengalami hal yang sama, atau mengenal orang yang mengalami masalah anak telat bicara seperti kisah ini ? Mari kita bantu tuntaskan bersama.
Hubungi :
OKE SOLUTION
JAGONYA MENYELESAIKAN MASALAH KECERDASAN
KLINIK TERAPI ANAK TELAT BICARA
WA/TELP 0812-9131-8549
Kunjungi juga :
https://www.okesolution.com
https://www.facebook.com/OKe.OptimasiKecerdasanKesehatan
https://www.instagram.com/optimasikecerdasan/
Komentar
Posting Komentar